Minggu, 02 Mei 2010

Makna 1 May di Papua

Papua, propinsi paling timur di Indonesia yang menyimpan sejuta misteri,sejuta kekayaan dan sejuta masalah yg belum terselesaikan hingga hari ini.!!!

Pulau Papua, yang secara geografis, terletak diantara 130° - 141°Bujur Timur dan 2°25' Lintang Utara - 9° Lintang Selatan, merupakan suatu daerah yang sangat strategis antara asia,amerika dan Australia. Persoalan papua, secara histories, adalah merupakan persoalan politik yang dipicu oleh issue komunis di kawasan asia – pasifik, sebagai akibat dari keangkuhan suatu bangsa Amerika dan kerakusan suatu bangsa Indonesia

                                               ************************************

Sejarah Papua berawal dari niat Bangsa Indonesia melalui Presiden Soekarno untuk menguasai Asia Tenggara dengan dengan merealisasikan pembentukan Negara Indonesia Raya (Malaysia, Philipines, Singapore, Brunai, Timor Leste dan Papua), untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara terbesar di Asia. Untuk mewujudkan cita-cita dari presiden Soekarno tersebut, tentunya dibutuhkan modal yg besar yang diawali dengan penguatan system keamanan militer. Kejelian dari presiden pertama Indonesia tersebut, kemudian direalisasikan dengan suatu strategi menarik diri dari keanggotaan PBB dan menghembuskan issue komunis di Asia Pasifik. Langkah pertama yang dilakukan oleh presiden Soekarno adalah dengan memanfaatkan perang dingin yang terjadi antara blok barat dan blok timur (Amerika vs Rusia). Inilah kecerdikan dari presiden Soekarno yang menghianati politik luar negeri Indonesia yang tidak memihak blok manapun. Ketakutan dari Presiden Kennedy saat itu perihal issue ini, adalah Rusia dan Indonesia akan mengancam pangkalan perang AS di Pasifik (Hawaii) yang dilanjutkan dengan expansi militer ke AS. Kondisi politik yang tidak stabil akibat ulah Indonesia, ternyata telah membuat presiden Kennedy untuk berpikir mengantisipasi issue ini dengan menekan perundingan yang sedang berlangsung untuk membahas status Papua.

Sejak intervensi Amerika di meja perundingan, Presiden Soekarno kemudian melihat suatu kesempatan emas dengan mulai memaikan langkah catur gambling menteri untuk mencari dukungan dari AS dengan melirik potensi SDA Papua yang belum di kelola. Inilah langkah awal awal kehadiran AS melakui expansi ekonomi dengan menyetujui usul pemerintah Indonesia perihal ijin explorasi SDA Papua, melalui perusahaan tambang asal Amerika tersebut. Papua di gadikan!!

Untuk membayar hutang atas intervensi AS terhadap Belanda tersebutlah, kemudian dimulai dengan propaganda Militer Indonesia yang dikenal dengan peristiwa Trikora untuk merebut Papua!! Peristiwa expansi militer Indonesia ini kemudian mendapat dukungan militer dari pemerintah AS yang membuat Indonesia kembali menjadi anggota PBB untuk mengamankan kepentingan Kapitalis dan kepentingan Indonesia. Resiko yang harus dibayar mahal oleh militer Indonesia, karena pada saat expansi tersebut, banyak sukerelawan tidak berdosa yang termakan oleh tipu muslihat presiden soekarno untuk merebut Papua menjadi korban dari ganasnya alam Papua.

Bahwa kemudian ketika sejarah papua diputarbalikan, ternyata hal ini meninbulkan reaksi yang hebat dari para pelaku sejarah yang dengan jelas mengetahui tentang peristiwa 1 May 1973 tersebut. Tantang adanya upaya-upaya perbuatan curang yang dilakukan dengan kekuatan militer untuk dapat memaksakan kemenangan pepera atas penduduk pribumi papua. Hal yang wajar, dan terjadi dimana saja, jika kepentingan ekonomi kapitalis kemudian mulai memasuki ranah politik. Papua Korbannya.!! Reaksi protes atas hasil pepera di motori oleh tokoh-tokoh pemuda saat itu, seperti Alm Penihas Torey,Alm. Johan Ariks, Andy Ayamiseba, Alm. Jan Eliezeer Bonay. Alm, Herman Wajoi dan Nicholas Youwe serta lain-lain tokoh pemuda masa itu dan John Simon Mambor coordinator pentane rayon abepura. Peristiwa menghebohkan adalah peristiwa demonstarsi 11 april 1969 yang mana seluruh pemuda dari papua melakukan demonstrasi yang dikonsentrasikan di depan gedung DPR Papua untuk mempertanyakan keabsahan hasil pepera kepada wakil PBB “UNTEA” DR. Ortiz Saanz.
Sikap antipati terhadap para pendemo ini kemudian ditunjukan oleh para militer indonesia dengan mengelurakan panser untuk membubarkan massa pendemo. Suatu hal yang aneh dan tidak masuk akal, untuk menghadapi pendemo yang berstatus sipil, kekuatan militerpun dikerahkan, apakah ini yang disebut dengan suatu metode teknis dari penegakan demokrasi?? Ataukah semboyan sebangsa dan setanah air seperti apa yang selama ini didengung-dengankan dalam dongeng sejarah bangsa Indonesia??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar