Jumat, 20 Mei 2011

FREEPORT IMPERIUM BISNIS NON PAPUA

Freeport, Perusahaan Tambang Asal Amerika ini telah lebih dari 44 tahun berada di Bumi Papua,selama 44 tahun itu pula, freeport telah membuat kenyang pejabat-pejabat Jakarta dan Kaum Kapitalisnya. selama 44 tahun itu pula perusahaan tambang ini telah menghisap habis tulang dan sumsun dari setiap anak-anak Papua dan tidak pernah sedikitpun memperhatikan kaum pribumi sebagai pemilik tempat yang perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dalam perbincangan saya dengan beberapa teman-teman sali Papua di freeport, sungguh ironis sekali melihat kenyataannya bahwa, hampir setiap minggu, 10 karyawan baru non papua diterima di Perusahaan tambang ini. saya jadi bertanya, jika rata-rata 10 new hire hadir di perusahaan ini, itu berarti dalam 1 tahun ada 580 pekerja non papua yang berekspansi untuk merampas hak-hak penduduk asli papua yang perlu untuk mendapatkan pekerjaan demi penghidupan yang layak, sebagaimana amanat Undang-undang Otonomi Khusus untuk Papua, bahwa Penduduk Asli Papua, Berhak diutamakan untuk mendapatkan pekerjaan disegala bidang sesuai dengan pendidikan dan keahliannya.

kenyataannya, bahwa sejauh ini, prosentage perbandingan karyawan Papua vs Non Papua di Perusahaan tambang ini adalah 31% : 69 %. Ironisnya, 31 % tottal karyawan papua ini, jika di hire statusnya adalah tenaga non skil meski berlatar belakang pendidikan yang sama dengan non papua lainnya. Jika Pekerja Papua dipandang karyawan Non Skill, maka untuk pekerja non Papua adalah karyawan expert dalam segala bidangnya. saya jadi bertanya, apakah di papua ini lembaga pendidikan kita ini masih dipandang non qualified?? sehingga kita tidak mampu bersaing dengan non Paua lainnya yang berlatar belakang pendidikan sama.

mungkin ini PR buat tuan-tuan di MRP untuk segera meninjau Perusahaan ini dan melakukan intervensi terhadap segala kebijakannya yang kerap merugikan orang Papua.