Minggu, 02 Mei 2010

HIU GERGAJI “Pritish Microdon” atau LARGETOOTH JAWFISH

Hiu Gergaji yang memiliki nama latin Pristis Microdon adalah merupakan hewan unik,cantik dan sedikit buas, namun sesungguhnya hewan ini bukanlah merupakan hewan yg berciri predator dan buas seperti apa yg kita bayangkan jika berbicara soal ikan hiu yang memiliki sifat predator. Hewan ini mempunyai habitat asli di air tawar (danau atau sungai). Menurut catatan, bahwa hewan yang tergolong hewan unik ini mempunyai populasi kian menyusut ini dan menurut laporan bahwa hewan yang mempunyai penyebaran di Australia, India, Papua Nugini, Afrika Selatan dan Thailand sangat menyukai daerah yang beriklim tropis. Biasanya mereka hidup di danau-danau besar, sungai besar atau rawa-rawa tertentu. Di Indonesia ikan hiu gergaji terdapat di Sungai Digul, Danau Sentani, Sungai Mahakam (Kalimantan), Sungai Siak dan Sungai Sepih.

Hewan yang masuk dalam family keluarga pristidae ini mempunyai ciri-ciri fisik yang dapat digolongkan ramping jika dibandingkan dengan ikan jenis hiu lainnya. Ciri tubuh yang terbilang ramping Ini ternyata mampu untuk membuat mereka dapat berenang menjelajahi wilayahnya dengan kecepatan di atas rata-rata dan dengan mudah untuk melesat mengejar mangsanya. Tubuh hiu jenis ini berwarna hitam keabu-abuan. Sedangkan pada bagian bawah tubuhnya memiliki corak warna lebih pucat atau keputih-putihan.

Ciri fisik yang paling gampang untuk mengidentifikasi dari hewan ini adalah bahwa hewan ini memiliki moncong yang panjang mirip mata pisau dan dilengkapi dengan serangkaian gigi sehingga mirip dengan gergaji dua mata. Mata "gergaji" sesunguhnya, hewan ini agak menyerupai ikan pari gergaji ; perbedaan mendasar untuk membedakan kedua jenis ikan ini adalah pada letak celah insang. Celah insang hiu gergaji terletak pada sisi kepala, sedangkan celah insang pari gergaji terletak di bawah kepalanya. Jumlah celah insang hiu ini ada 6 buah (pada jenis lain hanya 5), tubuhnya cukup ramping dengan dua sirip dada. Berbeda dengan gigi pari gergaji, gigi hiu gergaji adalah panjang dan pendek silih berganti. Hewan ini hidup di dasar yang berlumpur pada perairan pantai yang memiliki kedalaman sekitar 40 m dan perairan payau. Hewan ini adalah pemakan berbagai jenis ikan,sehingga dihabitatnya, hewan ini tergolong hewan yang mampu untuk mempertahankan hidupnya, jika tidak ada gangguan dari manusia-manusia tidak bertanggung jawab. Ikan ini tergolong jenis ikan pelagis juga demersal artinya bahwa hewan ini mampu untuk hidup pada perairan yang dangkal dan perairan yang dalam. Mahkluk penjelajah lautan ini , sesungguhnya tidak buas dan juga tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan hewan ini memiliki cara berkembang biak dialamnya adalah dengan melahirkan anak yang menetas di dalam rahim induknya (ovoviviparous).

Hewan ini memiliki warna tubuh yang cukup beragam, dan tergantung pada tenpat di mana habitat asal mereka. Ciri warna tubuh yang beragam ini bukanlah merupakan bagian terpenting untuk mengenali hewan unik ini. Hewan yang memilikiki bentuk mulut (moncong) yang unik ini ternyata semakin sulit dijumpai di habitatnya. Karenanya, hewan inipun masuk dalam daftar Red List, yakni daftar spesies yang dilindungi karena populasi yang terancam punah. Populasi ikan ini makin berkurang akibat kian kecilnya habitat hidup mereka seiring makin bertambahnya populasi manusia yang mengalami pergeseran dari habitat di darat yang mulai merambah daerah habitat mahkluk ini (hidup di perairan sungai/danau). Selain expansi manusia untuk merambah ruang wilayah mereka, salah satu factor penyebab berkurangnya populasi ikan ini disebabkan juga oleh perburuan liar hewan ini untuk pemenuhan kebutuhan egosentris para kolektor ikan yang tidak bertanggung jawab.

Di Papua, beberapa tahun lalu (sekitar 1960 an), hewan ini dapat di jumpai di sekitar wilayah danau sentani (kabupaten jayapura) . Penduduk local menyebut hewan ini sebagai pari sentani. Pembuktian terhadap adanya hewan ini dapat dijumpai pada symbol-simbol budaya orang sentani (dalam bentuk gambar/ornament budaya). Salah foto diatas adalah pembuktian betapa hewan langka ini ada juga di papua. Foto diatas adalah foto yang diambil oleh seorang militer belanda sekitar tahun 1962 ini menceritakan tentang populasi dan penyebaran hewan ini di Papua.

Pada dasarnya, hewan ini memiliki ukuran tubuh beragam, namun sesunguhnya hewan ini mampu bertumbuh hingga memiliki ukuran panjang tubuh lebih dari 5 m. Hewan ini sesungguhnya lebih mengandalkan ketajaman indra penciuman nya dibanding dengan indera pengelihatan nya, konon mereka mampu mendeteksi keberadaan mangsanya hingga jarak 2 km dalam kondisi perairan yang keruh sekalipun hanya dengan indera penciuman nya saja. Kecepatan daya jelajah hewan ini menurut para ahli mampu mencapai 20 km/jam. Amazing!!
*****
(jfm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar